Pesantren Salaf



Pesantren salafiyah atau disingkat menjadi salaf atau salafi merupakan lembaga pesantren yang masih mempertahankan pola-pola pendidikan pesantren tradisional yang tercermin pada kurikulum yang mengajarkan kitab-kitab klasik (kitab kuning) saja, model pembelajaran yang terpusat pada kiai, dan juga hal-hal lain yang masih mempertahankan tradisi pesantren jaman dulu. Dengan kondisi pendidikan yang sederhana dan tradisional tersebut, ia hidup di tengah tengah masyarakat yang bertambah maju dengan pilihan layanan pendidikan yang beragam dan modern.
Tidak hanya itu saja, secara sistemik, media barat membuat berita negatif bahwa pesantren ini dianggap sebagai lembaga pengkaderan Islam militan dan radikal. Dengan beragam tantangan tersebut di atas, pesantren salafi tetap eksis dengan budayanya yang spesifik. Hipotesisnya, ketahanan pesantren salafi berakar pada budayanya yang kuat dan mengakar hingga ke masyarakat.
Salafiyyah atau salaf mengandung arti “yang dulu atau yang sudah lewat”, ini menunjuk pada metode dalam agama Islam yang mengajarkan syariat Islam secara murni, yakni periode sahabat Nabi Muhammad SAW dan Tabi`in senior. Anehnya istilah salaf juga digunakan kalangan pesantren yang berkonotasi “pesantren tradisional”. Pesantren salafi dipandang sebagai indigenous education di Indonesia. Pesantren ini didirikan oleh para wali untuk mengajarkan ajaran Islam kepada para pengikutnya yang datang dari berbagai daerah yang selanjutnya setelah mereka selesai menuntut ilmu agama Islam, mereka kembali ke tempat asalnya untuk mengajarkan kembali apa yang telah mereka pelajari kepada murid-muridnya, sehingga berkembanglah pesantren ini sebagai lembaga pendidikan yang khusus mengajarkan ilmu-ilmu agama (tafaqquh fiddin) hingga sekarang. Pesantren salafi ini memiliki keunikan yang sepertinya dipertahankan oleh kiainya sebagaimana ia pernah alami sewaktu ia mesantren dulu. Beberapa keunikan yang dapat diidentifikasi antara lain:
  1. Kobong yaitu tempat tinggal santri.
  2. Mesjid sebagai pusat ibadah dan belajar mengajar termasuk juga berfungsi sebagai tempat i`tikaf dan melakukan latihan-latihan, suluk dan dzikir, maupun amalan-amalan lainnya dalam kehidupan tarekat dan sufi.
  3. Santri, yang terdiri dari santri muqim(mondok) dan santri kalong (tidak mondok).
  4. Kiai sebagai tokoh sentral dibidang ilmu agama, guru yang mengajarkan kitabkitab klasik atau kitab kuning dan sekaligus juga pemilik pesantren.
  5. Kitab-kitab klasik (kuno) yaitu kitab yang dikarang para ulama terdahulu.
  6. Metode pembelajaran tradisional yaitu pengajian sorogan dan bandungan (wetonan).

SOURCE :

M. Syadeli Hanafi, Budaya Pesantren Salafi "Studi KetahananPesantren Salafi Di Provinsi Banten",  


ALQALAM, Vol. 33, No. 1 (Januari - Juni 2016), Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten 
Categories:
Similar Videos

0 komentar: